Langsung ke konten utama

Wisata Budaya hingga Wisata Asap




Berlokasi di Jalan Sudirman, Pekanbaru, Riau, berdiri kokoh gedung bernuansa kuning bercorak keemasan. Penambahan salembayung pada atapnya menunjukan ciri khas arsitektur Melayu, Riau. Gedung ini dinamai Anjungan Seni Idrus Tintin.

Gedung ini juga dikelilingi oleh beberapa bentuk-bentuk rumah adat dari beberapa kabupaten yang ada di Riau. Kerap disebut anjungan rumah adat. Setiap anjungan rumah adat memiliki arsitektur yang berbeda atau sesuai khas perkabupaten.

Kawasan tersebut di namakan Bandar Seni Raja Ali Haji (Bandar Serai) Purna MTQ, yang kerap disebut MTQ bagi masyarakat Pekanbaru. Dikawasan ini pula berbagai macam acara diadakan, mulai dari pagelaran seni dan atau pertunjukan hiburan lainnya serta tempat kumpulnya komunitas-komunitas di dalam maupun luar Pekanbaru. Disini pula terdapat wisata asap.

***
Provinsi Riau terdiri dari 12 kabupaten/kota, namun hanya lima anjungan yang berdiri disana seperti Anjungan Kabupaten Kampar, Anjungan Kabupaten Pelalawan, Anjungan Kabupaten Indragiri Hulu, Anjungan Indragiri Hilir dan Anjungan Rokan Hilir. Sementara anjungan lainnya ada yang belum dibangun diantaranya Anjungan Kabupaten Rokan Hulu, Kuantan Singingi dan Kepulauan Meranti. Sedangkan Anjungan Kabupaten Pekanbaru, Bengkalis, Siak dan Kepulauan Riau dihancurkan dengan alasan untuk pembangunan Bandar Serai Riau Town Square dan Convention (BSRTSC) yang hingga kini masih mangkrak tak kunjung siap.

Melihat beberapa anjungan di kawasan tersebut, sangat disayangkan karena kurangnya perawatan dari pihak pengelola seperti rimbunnya ilalang dan beberapa bangunan telah lapuk serta dihuni hewan seperti anjing. Kondisi ini terjadi Oktober 2017 lalu.

Gencarnya pergerakan wisata di Indonesia, juga merambah bumi Lancang Kuning. Hingga akhirnya pada awal 2018 perubahan tampak jelas di sekitar Anjungan Rumah Adat. Ya, beberapa kini dihiasai warna-warni bunga bermekaran dan tapak jalan. Nuansa tersebut menjadi menarik perhatian masyarakat untuk mengunjungi. Tak perlu khawatir untuk tiket masuk. Dikawasan ini tidak dipungut biaya alias gratis. Kecuali jika makan dan minum di wisata asap pada sore hingga malam harinya.

 Anjungan Kabupaten Kampar

 Anjungan Kabupaten Pelalawan

Anjungan Kabupaten Indragiri Hilir

 Anjungan Kabupaten Indragiri Hulu

Anjungan Kabupaten Rokan Hilir

Asap seolah-olah menjadi ciri khas Riau. Bagaimana tidak, Riau sangat dikenal dengan bencana kabut asap beberapa tahun lalu. Namun, wisata asap disini bukanlah asap dari kebakaran. Seperti apa itu? Mari simak ceritanya ya guys...

Sebenarnya tidak ada alasan jelas kenapa disebut wisata asap. Namanya tercetus begitu saja. Kenapa? Di depan kawasan ini di setiap pagi hingga malam menjadi lapak jualan bagi pedagang kaki lima. Sehingga jika ingin memanjakan kampung tengah bisa datang ke MTQ. Nah, sedangkan titik temu asapnya adalah ketika sore menuju malam, banyaknya pedagang yang menjajakan jagung bakar. Sehingga asap mengepul di sekitar kawasan tersebut. Maka dari itu saya spontan menyebut bersama teman-teman wisata asap – pada saat menapaki Pekanbaru 2014 silam.

Tak hanya asap jagung, asap sate pun ada. Teman-teman tinggal pilih asap yang mana satu hehe. Untuk menikmati santapannya teman-teman tidak perlu khawatir kebagian tempat. Karena di seberang MTQ juga terdapat tamaan. Jadi, teman-teman bisa menyantap disana, baik bersama teman, keluarga bahkan kekasih halalnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Saatnya Berbuat Sesuatu

“Suara kalian. Suara lo semua. Bukan gue . Tanpa kalian gue nothing . Yang berhasil adalah kalian. Yang didengar adalah suara kalian. Bukan gue . Masihkah lo pesimis?  Atau lo berani bilang "Ini saatnya gue berbuat sesuatu." Buku “Diary Gue, Diary Loe” karya Melanie Subono (Penyanyi, Aktivis HAM dan Ambasador Pekerja Migran Indonesia di Delapan Negara) yang terbit pada Mei 2014 dengan jumlah halaman 114 menjadi sorotan kedua mataku. Awalnya aku pikir ini sebuah buku yang bercerita mengenai kisah drama percintaan kawula pada umumnya. Ternyata aku salah besar, setelah membaca buku ini. Bahasa yang digunakan dalam buku tersebut menggunakan campuran bahasa, ada bahasa Indonesia, bahasa asing (Inggris) dan logat Jakarta seperti Gue dan Loe . Sehingga pembaca dapat dengan mudah memahami. *** Buku ini bercerita tentang kecintaan penulis terhadap Indonesia khususnya kasus-kasus seperti Kasus Munir, kasus TKW bernama Imas Tati,  kasus seorang anak manusia ber...

Mandiri dalam Berseni

“Kami ingin membuktikan bahwa seniman itu mandiri,   membangun dengan keringat dan uang sendiri seperti dengan pertunjukan serta kreativitas” – Marhalim Zaini (Pendiri Rumah Kreatif Suku Seni Riau / RK-SSR) Beratap daun nipah dan beralaskan kayu menjadi ciri khas Sanggar Rumah Kreatif Suku Seni Riau (RK-SSR) ala rumah kampung dalam berkreatifitas sehari-hari. Pepohonan nan rindang menjadikan udara alami tetap terjaga serta semakin menambah kesejukan serta kenyamanan tempat itu. “Di Riau jarang ada sanggar atau komunitas yang bertahan lama dan memiliki tempat khusus untuk berkreativitas, banyak yang menempati fasilitas pemerintah seperti di Taman Budaya dan Lapangan Paripurna MTQ,” ucap Marhalim. Terdapat dua hal yang melatarbelakangi RK-SSR, 1) kemandirian – lepas dari tangan pemerintah atau tidak dibawah otoritas dari sebuah lembaga apapun. 2), menghimpun pekerja seni di Riau terutama yang memiliki visi serta motivasi yang sama, untuk berkarya yang sama dalam...

Kolaborasi antara Digital dan Kertas

Mengutip peribahasa kuno “ Verba volant scripta manen ” yang mengandung arti apa yang terkatakan akan segera lenyap, apa yang tertulis akan menjadi abadi. Jika dikaji lebih lanjut, maka hal tersebut berkaitan - alangkah baiknya apa yang terbilang untuk segera dituliskan agar tak lenyap. Maka hal itu akan berkaitan dengan si penampung goresan yaitu kertas. Kertas adalah benda yang berbentuk lembaran, dibuat dari bubur kayu yang biasa ditulisi atau untuk pembungkus. Tanpa kertas dunia ini nothing . Banyak fungsi dari kertas yang bisa didapatkan. Pertama , segi pengetahuan yang didapat dari kumpulan lembaran kertas bernama buku. Ia bisa menjadi guru dan juga guru yang tak pernah marah. Perkembangan teknologi menjadikan buku mudah dicari dan didapat. Bagaimana tidak, kini buku hadir dalam genggaman smartphone canggih. Pemilik smartphone hanya tinggal pilih dan unduh aplikasi e-book yang berfarian. Semua itu tinggal bagaimana kita memanfaatkan teknologi. Hal tersebut...