Langsung ke konten utama

Pikirku Begitulah


Pikirku Begitulah

Sudah lama media sosial dengan logo burung mentereng di gawaiku. Akhirnya ku buka kembali. Sebab ulah makhluk hidup yang bernafas dengan paru-paru mengusikku.

Klik – search – ku cari teman ‘gila’ sejawatan. Aku bisa tertawa setelah membacanya. Dan ya. Bak mendapat ilham ataupun sebuah penguatan jati diri. Kadang pula antara semacam kesepadanan jiwa.

Dalam kicauannya – sebenarnya ada resah agak takut, mirip bingung yang udaranya sepi. Tentang betah tidaknya aku. Rasanya itu urusan belakangan.

Wanita yang biasa bertanda Mega Cinta juga mengatakan – hanya sepertinya memang teksturku sudah kebal dan kasar, tergerus waktu yang memaksaku berdamai dg perubahan, untuk jadi orang yang antusias thd ketiadaan reaksi.

Ku pikir situiasi ini sedang menyerbuku. Terkadang memang ada beberapa makhluk hidup (manusia) yang tidak bisa masuk dalam jiwa. Pikirku tak perlu dihiraukan yang berbentuk itu.

Pengutarakan kata – haruskah meninggalkan atau membimbingnya menjadi hal utama saat ini. Karena, setelah itu akan datang kepura-puraan menuju sabar, adalah anggapan diri.

Semisal “tetap disampingnya, jauhi sifatnya” itu bisa (sulit). Tak perlulah muna. Barangkali muak sudah berteman denganku saat ini. Karena, ku hanya ingin kau menyukai waktu. Simple!
How...how...how...? ku pikir akan ku ikuti kalimat “biarkan waktu yang menjawab” – pikirku begitulah.

31/3/2018


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Saatnya Berbuat Sesuatu

“Suara kalian. Suara lo semua. Bukan gue . Tanpa kalian gue nothing . Yang berhasil adalah kalian. Yang didengar adalah suara kalian. Bukan gue . Masihkah lo pesimis?  Atau lo berani bilang "Ini saatnya gue berbuat sesuatu." Buku “Diary Gue, Diary Loe” karya Melanie Subono (Penyanyi, Aktivis HAM dan Ambasador Pekerja Migran Indonesia di Delapan Negara) yang terbit pada Mei 2014 dengan jumlah halaman 114 menjadi sorotan kedua mataku. Awalnya aku pikir ini sebuah buku yang bercerita mengenai kisah drama percintaan kawula pada umumnya. Ternyata aku salah besar, setelah membaca buku ini. Bahasa yang digunakan dalam buku tersebut menggunakan campuran bahasa, ada bahasa Indonesia, bahasa asing (Inggris) dan logat Jakarta seperti Gue dan Loe . Sehingga pembaca dapat dengan mudah memahami. *** Buku ini bercerita tentang kecintaan penulis terhadap Indonesia khususnya kasus-kasus seperti Kasus Munir, kasus TKW bernama Imas Tati,  kasus seorang anak manusia ber...

Mandiri dalam Berseni

“Kami ingin membuktikan bahwa seniman itu mandiri,   membangun dengan keringat dan uang sendiri seperti dengan pertunjukan serta kreativitas” – Marhalim Zaini (Pendiri Rumah Kreatif Suku Seni Riau / RK-SSR) Beratap daun nipah dan beralaskan kayu menjadi ciri khas Sanggar Rumah Kreatif Suku Seni Riau (RK-SSR) ala rumah kampung dalam berkreatifitas sehari-hari. Pepohonan nan rindang menjadikan udara alami tetap terjaga serta semakin menambah kesejukan serta kenyamanan tempat itu. “Di Riau jarang ada sanggar atau komunitas yang bertahan lama dan memiliki tempat khusus untuk berkreativitas, banyak yang menempati fasilitas pemerintah seperti di Taman Budaya dan Lapangan Paripurna MTQ,” ucap Marhalim. Terdapat dua hal yang melatarbelakangi RK-SSR, 1) kemandirian – lepas dari tangan pemerintah atau tidak dibawah otoritas dari sebuah lembaga apapun. 2), menghimpun pekerja seni di Riau terutama yang memiliki visi serta motivasi yang sama, untuk berkarya yang sama dalam...

Kolaborasi antara Digital dan Kertas

Mengutip peribahasa kuno “ Verba volant scripta manen ” yang mengandung arti apa yang terkatakan akan segera lenyap, apa yang tertulis akan menjadi abadi. Jika dikaji lebih lanjut, maka hal tersebut berkaitan - alangkah baiknya apa yang terbilang untuk segera dituliskan agar tak lenyap. Maka hal itu akan berkaitan dengan si penampung goresan yaitu kertas. Kertas adalah benda yang berbentuk lembaran, dibuat dari bubur kayu yang biasa ditulisi atau untuk pembungkus. Tanpa kertas dunia ini nothing . Banyak fungsi dari kertas yang bisa didapatkan. Pertama , segi pengetahuan yang didapat dari kumpulan lembaran kertas bernama buku. Ia bisa menjadi guru dan juga guru yang tak pernah marah. Perkembangan teknologi menjadikan buku mudah dicari dan didapat. Bagaimana tidak, kini buku hadir dalam genggaman smartphone canggih. Pemilik smartphone hanya tinggal pilih dan unduh aplikasi e-book yang berfarian. Semua itu tinggal bagaimana kita memanfaatkan teknologi. Hal tersebut...