Langsung ke konten utama

Cerita2 - Nggak Harus Percaya

Hallu…hallu…hallu…
Pemilik TMJ alias Trans Metro Jakarta telah kembali *eh TelingaMataJari maksudnya. Setelah beberapa waktu lalu ngilang ditelan tugas yang sengaja ditumpuk *eh Alhamdullilah udah mulai kelar, tinggal nunggu ute’es maju semester punah (Semester enem) Semoga kita semua yang mau ujian apapun, dan apapun ituuuuuuu hasilnya selalu yang disemogakan…Aamiin

Ngomong-ngomong ujian*eh ujian lagi nggak ada kelarnya. Ngapa gitu?! Ya lu pikir ujian cuma di sekolah ato di kampus. Hellooow ya kagaklah! Bagemane sih

Tanpa lo sadari, setiap detik, menit dan jam hidup selalu ada ujian. Lah ko?! Ingat, jangan terpaku pada kata UJIANnya jee. Ujian yang lo lo pikir pasti selalu yang sulit. Ya kagak lah. Buktinya kalo lo di kasih ujian sulit ngeluh. Kasih yang mudah, bilangnya gitu aja pun. Ya kira-kira gitu lah.
Masih nggak percaya juga dan lo bilang gua aneh. Hmm bisa jadi.

Ketika lo lagi seneng sebenarnya itu ujian juga. Aneh ya? Iya, emang aneh. Kenapa gitu, karena bagaimana kiranya, lo seneng tapi seneng doang. Nggak berpikir. Berpikir bagaimana kiranya, apa gua akan seneng begini terus.

Harusnya lo seneng sambil mikir. Mikir apa gitu kek. Misalnya (Pake ditanya lagi). Ketika lo seneng, pasti ada kawankan. Dan lo ceritain ke dia. Emang lo pikir dia suka sama apa yang lo ceritain, emang lo pikir dia ikut seneng juga sama apa yang lo rasakan sekarang. Jaman sekarang ada yang begitu…Entahlah… Jika masih ada 3:7 Alhamdulillah dan semoga akhirnya malah 7:3.

Semoga kita semua adalah makhluk yang senang jika sejawatnya juga senang. So, dalam kehidupan nyata gua selalu bilang ke siapapun jangan percaya orang 100 %. Dan lo juga berhak nggak percaya atas apa yang lo baca di TMJ.

Sekian dan terimakasih, karena gue ngetik ini juga ujian buat gue supaya semakin bener dalam menulis. *Lah tulisan lo dari tadi acakadul

Pahami isinya, jangan tulisannya. *Lah katanya sekian dan terimakasih. Oya, lupa gue.
Selamat istirahat. Bye. Wassalam.


Tertanda; Salam senyum sapa manis dari penulis. wkwkwk



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Saatnya Berbuat Sesuatu

“Suara kalian. Suara lo semua. Bukan gue . Tanpa kalian gue nothing . Yang berhasil adalah kalian. Yang didengar adalah suara kalian. Bukan gue . Masihkah lo pesimis?  Atau lo berani bilang "Ini saatnya gue berbuat sesuatu." Buku “Diary Gue, Diary Loe” karya Melanie Subono (Penyanyi, Aktivis HAM dan Ambasador Pekerja Migran Indonesia di Delapan Negara) yang terbit pada Mei 2014 dengan jumlah halaman 114 menjadi sorotan kedua mataku. Awalnya aku pikir ini sebuah buku yang bercerita mengenai kisah drama percintaan kawula pada umumnya. Ternyata aku salah besar, setelah membaca buku ini. Bahasa yang digunakan dalam buku tersebut menggunakan campuran bahasa, ada bahasa Indonesia, bahasa asing (Inggris) dan logat Jakarta seperti Gue dan Loe . Sehingga pembaca dapat dengan mudah memahami. *** Buku ini bercerita tentang kecintaan penulis terhadap Indonesia khususnya kasus-kasus seperti Kasus Munir, kasus TKW bernama Imas Tati,  kasus seorang anak manusia ber...

Mandiri dalam Berseni

“Kami ingin membuktikan bahwa seniman itu mandiri,   membangun dengan keringat dan uang sendiri seperti dengan pertunjukan serta kreativitas” – Marhalim Zaini (Pendiri Rumah Kreatif Suku Seni Riau / RK-SSR) Beratap daun nipah dan beralaskan kayu menjadi ciri khas Sanggar Rumah Kreatif Suku Seni Riau (RK-SSR) ala rumah kampung dalam berkreatifitas sehari-hari. Pepohonan nan rindang menjadikan udara alami tetap terjaga serta semakin menambah kesejukan serta kenyamanan tempat itu. “Di Riau jarang ada sanggar atau komunitas yang bertahan lama dan memiliki tempat khusus untuk berkreativitas, banyak yang menempati fasilitas pemerintah seperti di Taman Budaya dan Lapangan Paripurna MTQ,” ucap Marhalim. Terdapat dua hal yang melatarbelakangi RK-SSR, 1) kemandirian – lepas dari tangan pemerintah atau tidak dibawah otoritas dari sebuah lembaga apapun. 2), menghimpun pekerja seni di Riau terutama yang memiliki visi serta motivasi yang sama, untuk berkarya yang sama dalam...

Kolaborasi antara Digital dan Kertas

Mengutip peribahasa kuno “ Verba volant scripta manen ” yang mengandung arti apa yang terkatakan akan segera lenyap, apa yang tertulis akan menjadi abadi. Jika dikaji lebih lanjut, maka hal tersebut berkaitan - alangkah baiknya apa yang terbilang untuk segera dituliskan agar tak lenyap. Maka hal itu akan berkaitan dengan si penampung goresan yaitu kertas. Kertas adalah benda yang berbentuk lembaran, dibuat dari bubur kayu yang biasa ditulisi atau untuk pembungkus. Tanpa kertas dunia ini nothing . Banyak fungsi dari kertas yang bisa didapatkan. Pertama , segi pengetahuan yang didapat dari kumpulan lembaran kertas bernama buku. Ia bisa menjadi guru dan juga guru yang tak pernah marah. Perkembangan teknologi menjadikan buku mudah dicari dan didapat. Bagaimana tidak, kini buku hadir dalam genggaman smartphone canggih. Pemilik smartphone hanya tinggal pilih dan unduh aplikasi e-book yang berfarian. Semua itu tinggal bagaimana kita memanfaatkan teknologi. Hal tersebut...