Ya,
aku memang susah jika dihadapkan dengan pilihan. Bukan plin plan dan tak pula ingin
disebut plin plan. Bukan pula menuju penyebutan egois.
Aku
hanya ingin memberi kebebasan dan kesempatan, agar berani berpikir sendiri. Sejatinya,
memang manusia bersosial. Ya, aku tau itu. Hanya saja salah menyalahkan masih
ada dalam diri.
Baca
dan pahami baik-baik! Jika diri berani berpikir sendiri artinya tanggungjawab
dan sanksi sudah melekat padanya. Dan jika ingin melibatkan pilihan dari
oranglain masuk dalam pikiranmu, kau juga harus berani bertanggungjawab atas
itu serta menyalahkan diri sendiri. Bukan malah menggerutu “sebenarnya itu
gara-gra dia yang milihin pilihan (Pakaian, makan, aksesoris dan bla lainnya. Perutku
jadi sakit, gagal dietku, penampilanku tidak menarik dan gerutu lainnya).
Lalu
gara-gara ikut dia juga “aku jadi pulang telat, bangun telat, nggak ngerjain pr,
dimarahin ortu, guru dan macamnya). Kemudian ikut-ikutan ambil jurusan baik
waktu sekolah ataupun kuliah, tiba nilai jelek “sebenarnya aku ngak kepengen
jurusan ini, aku ngikut kawanku.” Lah! Dari situ dapat dilihat, bahwa kau belum
bisa bertanggungjawab atas dirimu sendiri atau belum tertanam sifat itu atau
memang itu sifatmu dan atau atau lainnya.
Sejatinya
menggerutu itulah andalanmu. Bukan tindakan. Tuhan memberi waktu pada kita 24
jam, manfaatkan!. Jika menyalahkan atas hal tadi berarti kamu menyalahkan
Tuhan. Lah ko? Ya iya. Wong kamunya yang belum bisa handle pilihan dan waktu ko malah nyalahin ciptaannya. Kenapa jadi medog gini ya..hihihi
Intinya,
mulailah dari sekarnag berani mengambil keputusan sendiri, menyalahkan diri
sendiri lalu koreksi diri dan ambil hikmahnya. Cobalah menjadi diri yang bisa berada disegala 'episode' makhluk hidup.

Komentar