Langsung ke konten utama

Janjalan Pesona Alam Lampung



Membutuhkan waktu satu jam tiga puluh menit untuk menuju lokasi Pantai Sari Ringgung, Pesawaran Lampung dengan menggunakan bus. Memasuki kawasan pantai Sari Ringgung pengunjung langsung disugukan dengan panorama alam indah nan sejuk. Selain itu pantainya yang jernih serta biru membuat mata semakin kalap untuk menikmati pesona alamnya.

Fasilitas di pantai ini sudah dilengkapi dengan tempat menginap, toilet, kamar mandi dan tempat bermain anak. Masyarakat sekitar pantai dominan dengan mata pencaharian nelayan. Adalah hal lumrah di daerah manapun.  

Tak hanya itu, barisan pendopo di bibir pantai dapat dimanfaatkan pengunjung untuk menikmati sepoinya angin yang berlalu lalang dan perahu kecil berjejer siap mengantarkan pengunjung ketempat yang telah terhubung dengan pantai tersebut, seperti Pulau Tegal, Batu Payung (Surga Snortkling wisatawan lokal) dan Pasir Timbul (Terbentuk secara alami di tengah lautan) serta Cafe D’Apung (Menjual pesona alam, sehingga makanan sangat mahal).

Dalam perjalanan menuju lokasi tersebut, pengunjung juga bisa menikmati hamparan pulau-pulau kecil yang tak kalah menarik dengan Raja Ampat. Di kawasan pantai tersebut juga terdapat masjid yang menjadi simbol dan pertemuan antar warga. Masjid akan ramai saat warga melaksanakan ibadah sholat Jumat.

Namun, dibalik alamnya yang indah di daerah Pulau Tegal tepatnya di Desa Tegal terdapat satu Sekolah Dasar (SD) dengan kondisi yang memilukan. Sekolah tersebut hanya terdapat satu ruangan untuk dua kelas yaitu kelas satu dan dua serta satu tenaga pengajar. Selain itu, siswa-siswi disana juga tidak seluruhnya memakai seragam layaknya siswa-siswi pada umumnya begitu juga dengan umurnya. Hal itu tidak menyurutkan mereka untuk sekolah.


Untuk melanjutkan ke kelas tiga sampai lulus SD, siswa dan siswi disana harus pergi keluar pulau di Sidodadi dan Gebang. Dan itu terjadi hanya pada orangtua yang mampu. “Ada dukungan dilanjutkan, tidak ada dukungan mungkin dilanjutkan, saya berharap agar diperhatikan pemerintah,” ucap Basri guru SD tersebut.

Keterangan : Pesisir Pantai Sari Ringgung, Pesaawaran Lampung.

Keterangan : Memanfaatkan foto sebelum menuju puncak Indah Sari Ringgung.

Keterangan : Pengunjung tengah memanfaatkan aktivitas berfoto di puncak Pantai Sari Ringgung.

Keterangan : Tampak dari atas Pantai Sari Ringgung.

Keterangan : Masjid yang dijadikan pertemuan antar warga dan akan ramai pada saat melaksanakan sholat Jumat.


Keterangan : Perahu-perahu siap mengantarkan pengunjung ke tempat yang dituju.


Keterangan : Pengunjung tengah berlayar menuju tempat di daerah yang terhubung dengan Pantai Sari Ringgung.


Keterangan : Berfoto di Pulau Tegal.



Keterangan : Memanfaatkan Snortkeling di Batu Payung.


Keterangan : Siswa-siswi tengah melangsungkan belajar.












Komentar

Postingan populer dari blog ini

Saatnya Berbuat Sesuatu

“Suara kalian. Suara lo semua. Bukan gue . Tanpa kalian gue nothing . Yang berhasil adalah kalian. Yang didengar adalah suara kalian. Bukan gue . Masihkah lo pesimis?  Atau lo berani bilang "Ini saatnya gue berbuat sesuatu." Buku “Diary Gue, Diary Loe” karya Melanie Subono (Penyanyi, Aktivis HAM dan Ambasador Pekerja Migran Indonesia di Delapan Negara) yang terbit pada Mei 2014 dengan jumlah halaman 114 menjadi sorotan kedua mataku. Awalnya aku pikir ini sebuah buku yang bercerita mengenai kisah drama percintaan kawula pada umumnya. Ternyata aku salah besar, setelah membaca buku ini. Bahasa yang digunakan dalam buku tersebut menggunakan campuran bahasa, ada bahasa Indonesia, bahasa asing (Inggris) dan logat Jakarta seperti Gue dan Loe . Sehingga pembaca dapat dengan mudah memahami. *** Buku ini bercerita tentang kecintaan penulis terhadap Indonesia khususnya kasus-kasus seperti Kasus Munir, kasus TKW bernama Imas Tati,  kasus seorang anak manusia ber...

Mandiri dalam Berseni

“Kami ingin membuktikan bahwa seniman itu mandiri,   membangun dengan keringat dan uang sendiri seperti dengan pertunjukan serta kreativitas” – Marhalim Zaini (Pendiri Rumah Kreatif Suku Seni Riau / RK-SSR) Beratap daun nipah dan beralaskan kayu menjadi ciri khas Sanggar Rumah Kreatif Suku Seni Riau (RK-SSR) ala rumah kampung dalam berkreatifitas sehari-hari. Pepohonan nan rindang menjadikan udara alami tetap terjaga serta semakin menambah kesejukan serta kenyamanan tempat itu. “Di Riau jarang ada sanggar atau komunitas yang bertahan lama dan memiliki tempat khusus untuk berkreativitas, banyak yang menempati fasilitas pemerintah seperti di Taman Budaya dan Lapangan Paripurna MTQ,” ucap Marhalim. Terdapat dua hal yang melatarbelakangi RK-SSR, 1) kemandirian – lepas dari tangan pemerintah atau tidak dibawah otoritas dari sebuah lembaga apapun. 2), menghimpun pekerja seni di Riau terutama yang memiliki visi serta motivasi yang sama, untuk berkarya yang sama dalam...

Kolaborasi antara Digital dan Kertas

Mengutip peribahasa kuno “ Verba volant scripta manen ” yang mengandung arti apa yang terkatakan akan segera lenyap, apa yang tertulis akan menjadi abadi. Jika dikaji lebih lanjut, maka hal tersebut berkaitan - alangkah baiknya apa yang terbilang untuk segera dituliskan agar tak lenyap. Maka hal itu akan berkaitan dengan si penampung goresan yaitu kertas. Kertas adalah benda yang berbentuk lembaran, dibuat dari bubur kayu yang biasa ditulisi atau untuk pembungkus. Tanpa kertas dunia ini nothing . Banyak fungsi dari kertas yang bisa didapatkan. Pertama , segi pengetahuan yang didapat dari kumpulan lembaran kertas bernama buku. Ia bisa menjadi guru dan juga guru yang tak pernah marah. Perkembangan teknologi menjadikan buku mudah dicari dan didapat. Bagaimana tidak, kini buku hadir dalam genggaman smartphone canggih. Pemilik smartphone hanya tinggal pilih dan unduh aplikasi e-book yang berfarian. Semua itu tinggal bagaimana kita memanfaatkan teknologi. Hal tersebut...